Tuesday, December 10, 2019

Mengamuknya Jin Islam di Keresek (Bagian Ke 16)



Oleh: HASBA

Diajak Nikah oleh Jin Siti Kolbuniyah

Ternyata dengan taktik yang baru ditemukan pada tahun kelima setelah jin itu mengamuk, mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan.  Ternyata bukan dengan senjata tajam, bukan dengan cara  mengadu ilmu.  Ternyata cukup dengan tidak diacuhkan. Dibiarkan dan tidak ditanggapi. Tidak ditakuti, sehingga jin itu merasa menang dengan perilaku jahatnya.  Soalnya bila dilawan dengan kasar, jin tersebut malah makin menggila, makin berani bukannya takut. Bukannya pergi atau kabur dari rumah saya.  Tapi malah melawan dengan lebih kasar. Lebih kasar dan lebih menggila tingkat kejahilan dari sebelumnya.

Tapi, dengan cara diboikot dan  membiarkan serta tidak menanggapi apa yang dilakukan jin tersebut.  Ternyata semangat jin untuk menjahili, menakut-nakuti dan seolah mengancam jiwa saya jadi berkurang.  Malah jauh berkurang.  Entah mungkin bosan, atau merasa tidak diacuhkan jadi malu sendiri,  Kalau di dunia manusia, tidak pernah memberi kesan senang, takut atau panik.  Tidak diberi senyuman, tidak pernah ditanya, dibiarkan apa maunya.  Bukan dengan cara dilawan dengan kata-kata atau dilawan dengan kasat mata.  Tapi harus tidak dipedulikan dan dibiarkan semau-maunya dia.  Jangan terkesan kita menanggapi apa yang dilakukannya. Apapun yang dilakukannya dianggap tidak ada. Eksistensi jin itu dianggap tidak ada, dianggap angin oleh semua.

Dengan jalan seperti itu jin tersebut  merasa sudah tidak laku lagi jualannya.  Sudah tidak pengaruh apapun.  Apapun yang dikerjakan untuk meneror, menjahili, menakut-nakuti kami. Semua dianggap angin lalu.  Jin tersebut merasa hasilnya adalah NOL BESAR. Sia-sia belaka.  Semua santri kompak, menuruti apa yang saya lakukan, bahwa jangan pernah menunjukkan rasa takut terhadap kelakuan jin yang menakut-nakuti mereka.  Jin tersebut sepertinya sudah menyerah dan merasa usahanya tidak memberi hasil apapun.  Santri mengatakan saat “dicuekin” jin tersebut jadi merasa malu sendiri, jadi semua gangguan berhenti dengan sendirinya.  Bila santri menunjukkan rasa takut atau panik, dia malah senang. Karena merasa disukai dan diperhatikan manusia.

Tidak memakan waktu yang terlalu lama, tanda-tanda bahwa jin tersebut merasa sudah tidak lagi diperhatikan dan tidak lagi ditakuti oleh semua penghuni pesantren.  Jin tersebut  makin sering mengirim surat yang diletakan di bawah bantal saya.  Surat-surat itu saya baca, tapi tidak pernah diberi tanggapan apapun.  Setelah dibaca lalu dibakar.  Ternyata, sekarang saya menyesal dengan pembakaran surat dari jin tersebut. Karena tidak ada bukti untuk sekedar kenang-kenangan untuk kisah yang sekarang Anda baca.

Tidak saja dalam kehidupan manusia dalam kehidupan jin pun sama saja.  Tidak pada jin tidak pada manusia, bila dibiarkan dan tidak dihiraukan.  Jadi merasa tidak enak perasaan.  Apalagi bila kita mengirim surat kepada orang terkasih kemudian tidak mendapatkan balasan. Menurut bahasa anak muda mah, dikacangin.  Pasti perasaan dan hati kita merasa tidak enak.  Akhirnya, tautan hati dan perasaan akan hilang dengan sendirinya.  Hubungan terputus tanpa sebab yang jelas karena tidak ada balasan atau kabar apapun dari si dia.

Bila tidak dibakar, surat-surat yang dikirim oleh jin Siti Kolbuniyah tersebut pasti makin menumpuk.  Tapi, sebelum dibakar surat tersebut semua dibaca terlebih dahulu.  Karena dikhawatirkan ada ancaman tertulis  yang mengancam jiwa saya dan keluarga saya.  Namun, kalaupun memang ada ancaman, tidak takut sedikitpun.  Saya tidak akan mundur sejengkal pun,karena hati saya sudah sekeras batu bahwa Allah akan melindungi umat-Nya.  Makin tebal keimanan kita terhadap Allah SWT, maka sesulit apapun ujian dan cobaan pasti akan terasa ringan karena keyakinan akan adanya pertolongan Allah SWT.

Dari sekian banyak surat-surat yang dikirim oleh jin Siti Kolbuniyah, hampir semuanya berisi kalimat yang jorok (jorang, cawokah) dan porno.  Orang yang membacanya pasti akan merasa malu sendiri.  Apalagi diri saya yang tidak pernah berbicara jorok atau porno.  Kata-kata yang tersusun dalam surat -surat jin Siti Kolbuniyah tidak hanya membuat pembacanya malu sendiri. Saking kasar, jorok dan porno kalimat-kalimat dalam suratnya.  Membuat bulu kuduk kita berdiri.  Merinding, sekaligus membuat mual, kesal dan ingin muntah.  

Audzubillah min dzalik.,betapa jorok dan pornonya, kata-kata jin tersebut.  Pokoknya tidak akan keluar dari mulut manusia baik-baik. Jin tersebut berani menggunakan kalimat sisindiran (pantun yang mengandung ironi) dengan bahasa Sunda “eceng gondok dina panto, toroktok ole-olean”.  JIn tersebut menuliskan sisindiran tersebut dengan arti atau maksudnya yaitu: “Hayang …. jeung nu donto, nu montok hayang …  

Ternyata jin Siti Kolbuniyah itu menulis surat sampai bertumpuk-tumpuk, dia mempunyai rasa asmara.  Menuliskan perasaan jiwanya, kalau sedang jatuh cinta.  Lima tahun merasa kesepian karena menjanda ditinggal kekasih hati.  Malahan dalam surat terakhir, jin Siti Kolbuniyah menyatakan rasa cintanya kepada saya, dia meminta saya untuk menikahinya.

Sepertinya menurut persangkaannya dengan bahasa jin, dia menuliskan perasaan cintanya kepada saya dengan bahasa pujangga. Penuh puja puji, penuh kata cumbu rayu, membuat hati yang membaca akan berpaut pada dirinya.  Tapi,disebabkan tatabahasa yang dipakai adalah tatabahasa jin, seolah saya juga sebangsa jin seperti didirnya.  Membuat saya malah jadi pingin muntah karena jijik dengan kata=katanya yang super jorok alias super porno.  Dia merayu, menyebut saya dengan sebutan habibi (kekasihku)  kadang menyebut saya ustadz.


Dalam surat rayuannya, jin itu menyebutkan bagian tubuh yang paling dirahasiakan untuk kita kalangan manusia. Dia menyebutkan dengan lengkap sifat dan ciri bagian tubuh dirinya.  Dia menyebutkan kecantikan dan keelokan tubuhnya. Disebutkan misalnya, rambutnya sangat panjang.  Kalau kita manusia, paling-paling menyebutkan sifat bulu mata yang lentik, alisnya hitam tebal.  Ternyata di dunia perpujanggan dan persastraan jin, semua perbuluan disebutkan dengan jelas dan tegas. Malah yang bikin jijk, kalau kita manusia menutup-nutupi bagian yang paling intim.  Dalam dunia mereka diceritakan dengan nyata. Jin itu menyatakan, “Bila habibi, penasaran dengan apa yang ada di dalam rok saya.  Saya persembahkan semuanya untuk habibi.  Ana akan terangkan dengan sejelas mungkin.  Maka dari itu kawinilah Ana segera, wahai habibi!” (BERSAMBUNG)


No comments:

Post a Comment